Kiat Jitu Memancing Rezeki

Agustus 06, 2017
Dalam suatu diskusi dengan seorang dosen di sela-sela istirahat sebelum kuliah dilanjutkan pada sesi berikutnya, dosen tersebut berkata “Tahukah kalian kalau Allah SWT itu bertransaksi ekonomi dengan kita sebagai hambanya tapi kebanyakan kita tidak memahaminya”. Seketika saya terdiam dan bertanya-tanya, apa alasan dosen ini mengatakan hal yang demikian. Padahal selama ini kata transaksi hanya digunakan dalam bidang ekonomi. Untuk apa pula Allah bertransaksi dengan hambanya karena rezeki adalah Allah yang mengatur. Atau memang karena kami kuliah di jurusan ekonomi lalu beliau menggunakan kata-kata transaksi biar kami cepat paham. Begitu banyak pertanyaan dibenak saya yang mungkin jika tidak saya tanyakan akan menjadi sebuah dilema. Belum lagi saya mau bertanya, dosen tersebut menyebutkan sebuah ayat dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 261 yang berbunyi: مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

261. perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.

Ayat ini jelas mengatakan bahwa harta yang dinafkahkan dengan jalan Allah atau sedekah walaupun yang kita nafkahkan kecil maka Allah akan membalas dengan balasan yang berlipat ganda. Bukankah itu merupakan suatu transaksi bagi kita selaku hamba jika menafkahkan harta atau bersedekah di jalan Allah?. “Kalau transaksi dapat diartikan sebagai suatu proses dalam jual beli yang ada keikhlasan atau rasa saling ridho antara penjual dan pembeli dengan pertukaran barang tertentu, dan sama-sama menguntungkan kedua belah pihak, berarti boleh dikatakan kalau antara kita dengan Allah sedang bertransaksi jika kita bersedekah. Kita memberi dengan ikhlas dulu nanti Allah akan membalasnya. Kita menjalankan perintah Allah, nanti Allah member kita rezeki, sama-sama menguntungkan”, ujar dosen tersebut.

Terlepas dari perspektif dosen saya di atas tentang ayat tersebut, intinya apapun yang kita berikan dengan mengharap ridha Allah maka Allah akan menggantinya dengan balasan yang lebih baik, bahkan dengan jalan yang tidak disangka-sangka. Lalu apa hubungannya dengan sedekah bisa memancing rezeki? Pertanyaan ini bisa langsung terjawab kalau kita bisa memahami Q.S. Al Baqarah ayat 261. Bahwa dengan sedekah rezeki kita akan dilipatgandakan dengan Allah atau ibarat memancing kita harus sediakan umpan untuk mendapatkan ikan. Umpan diibaratkan sedekah dan ikan diibaratkan rezeki dari Allah.

Bahkan dalam ayat yang lain Allah “menantang” hamba-Nya untuk mau memberi pinjaman kepada Allah (sebut:sedekah) yang jika diberi pinjaman oleh hambaNya maka Allah akan menggandakan balasannya, lebih lengkapnya terdapat dalam Surat Al Baqarah ayat 245:
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
 
245. siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Ayat ini lebih jelas lagi menerangkan kepada kita bahwa rezeki yang kita harapkan dari Allah salah satu cara mendapatkannya adalah dengan jalan sedekah di jalan Allah. Dan memang ada benarnya kata dosen saya dalam diskusi itu kalau Allah itu bertransaksi dengan hamba-Nya. Semakin menguatkan keyakinan kita bahwa dalam terjemahan ayat ini Allah menggunakan kata pinjaman, kata pinjaman itu bagian dari transaksi.

Suatu ketika Khalifah Ali pernah menasihati para sahabat dengan berkata “Pancinglah rezeki dengan sedekah”. Begitu banyak kejadian-kejadian dalam hidup kita tentang keutamaan sedekah, kehidupan orang-orang yang hidupnya biasa-biasa saja langsung berubah dengan dia rajin bersedekah, bahkan ada semboyan “tiada hari tanpa sedekah”. Banyak contoh-contoh nyata di sekeliling kita tentang orang-orang yang rezekinya makin hari makin melimpah bahkan mereka rela memberikan semua hartanya untuk disedekahkan dan mereka tidak satupun yang jatuh miskin. Sedekah yang kita berikan tidak hanya terbatas kepada kita sesama muslim saja tapi kepada umat agama lainpun kita dianjurkan bersedekah karena Islam adalah agama yang rahlamatan lil ‘alamin dan Allah akan membalas semua kebaikan kita sesuai dengan sifat Allah yang universal. Dalam suatu kesempatan Jim Rohn pernah menasehati Anthony Robbins yang merupakan salah satu motivator handal dunia, ”Biasakanlah untuk berbagi dan biasakanlah berbagi dalam jumlah yang  lebih. Itu bukan saja baik bagi orang lain tetapi itu juga baik bagi diri kita sendiri.” Kata baik bagi orang lain dan baik bagi kita bisa diartikan dengan jalinan silaturrahmi. Bukankah tali silaturrahmi itu adalah rezeki juga dari Allah?
 
Mengamalkan perintah Allah adalah suatu kewajiban kita sebagai hamba, dengan mengamalkan perintah Allah bahwa sedekah bisa memancing datangnya rezeki. Dan rezeki yang Allah berikan bukan hanya terbatas kepada hal-hal yang berbau materi saja. Disatu sisi mungkin belum bisa kita menikmati harta tapi coba kita rasakan dengan hal-hal non materi seperti nama baik, karir, silaturrahmi, ilmu, pasangan, keselamatan, kesehatan, umur dan lainnya. Itu semua merupakan rezeki yang tidak ternilai harganya. Jadi mulai dari sekarang hendaknya kita mulai bersedekah bagi yang belum bersedekah, ditingkatkan lagi bagi yang sudah terbiasa bersedekah. Karena Allah selalu menepati janjiNya. Hanya kepada Allah hamba berserah diri.



Oleh : Afdalil Zikri

WAHID NEWS 

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.